Peradaban Veda di Italia
HINDUALUKTA -- Dalam tulisan agung joni yang dipublikasikan melalui akun facebooknya mengatakan bahwa nama italia atau Italy (dari Etaly) dalam Sanskrit menandakan sebuah negeri yang terletak di bawah suatu kontinen yang sekarang ini disebut Eropa. Dengan menyebarnya peradaban Veda melewati negari-negari timur-tengah lalu memasuki Yunani dan Italy, dewa-dewa Veda masih menjadi faktor utama dalam pemujaan dan legenda-legenda di daerah-daerah tersebut.
Venice, Italy |
Tetapi, nama-namanya telah berubah ke dalam jargon lokal untuk menekankan berbagai karakteristik berkenaan dengan penduduk wilayah itu. Kita bisa mengenali ini dalam hal bagaimana dewa Mithra yang populer di Romawi dapat ditelusuri kepada dewa Mitra dalam Veda, yang masuk ke Mediterania melalui Asia Kecil melalui kekuatan militer yang sangat tertarik dengan filsafat Veda. Lebih jauh, banyak dewa-dewa Romawi lainnya berasal dari timur, khususnya dari tradisi Yunani yang lebih dapat dikenali memiliki karakteristik sesuai dengan deity-deity Veda. Sebagai contoh, Zeus adalah Dyaus, Jupiter adalah Diupeter (atau Dyaus Pitar, Vedic Indra), Minerva adalah Pallas Athen, Diana adalah Artemia, Venus (Vedic Lakshmi) menjadi Aphrodite, Neptune adalah Poseidon, Vulcan adalah Hephaestus, Ceres adalah Demetri, Liber adalah Dionysus, Mercury menjadi Hermes, dan Hermes sebelumnya adalah dewa Mesir kuno Thoth. Hal menarik mengenai Hermes diuraikan oleh Dr. Ginsburg dalam Life of Levita.
Disebutkan bahwa cara dewa Hermes disembah adalah sebagai sebuah phallus, didirikan di atas sebuah batu datar, kemudian dilumuri/diurapi dengan minyak, mirip dengan cara pemujaan dewa Shiva sebagai linga yang dibasuhi air suci Gangga, yang melambangkan cara Shiva menerima curahan air sungai Gangga di atas kepalanya seperti air yang turun ke bumi dari dalam surga. Salah satu alasan kenapa begitu banyak deity Veda ditemukan disini adalah bahwa Roma mengadakan hubungan dagang dengan India selama banyak tahun. Sebuah contoh tentang bagaimana luasnya perdagangan antara Roma dan India dapat dilihat pada Susupalgarh. Ini adalah sebuah benteng yang terletak di bagian timur India, tiga mill selatan Bhubaneshwar. Itu dibangun sekitar abad ke-tiga B.C. dan ditinggalkan pada abad ke-empat A.D. Penggalian yang dilakukan terungkap adanya uang coin Romawi dan India yang berasal dari abad ke-satu dan ke-dua. Contoh lainnya tentang hal ini diberikan oleh Franz Cumont pada halaman 110 bukunya, Oriental Religions in Roman Paganism.
Disini ia menjelaskan, “Cukup mudah bagi divinitas Phoenician Coast untuk menyebrangi laut (menuju Roma). Diantara mereka adalah Adonis sosok wanita berkabung dari Byblos; Balmarcodes ‘Lord of the Dance’, yang datang dari Beruit; Marna, penguasa hujan, disembah di Gaza; dan Maiuma yang hari kelautannya dirayakan pada setiap musim semi di tepi pantai dekat Ostia sebagaimana halnya di Orient”.
Penguasa Tarian secara umum dikenal sebagai Shiva, atau Nataraja. Tetapi, Shiva, seperti halnya Krishna, memiliki ratusan nama, juga, Balmarcodes merujuk kepada Balmukundas, sebuah nama Sanskrit untuk Lord Krishna sebagai anak-anak yang memberikan pembebasan. Maiuma adalah Dewi Ibu (Mother Goddess) Uma, pasangan Lord Shiva. Hari suci kelautan adalah karena para pelaut ikut berpartisipasi dalam pemujaannya. Marna adalah perusakan dari Maruna, merujuk kepada nama Varuna. Bahkan sekarang ini kita bisa melihat patung Lord Shiva berdiri di atas air mancur di sebuah taman umum di Bologna, Italy.
Walaupun ia mungkin digambarkan dengan karakter fisik Romawi, anda masih bisa melihat ia memegang trident (senjata trisula), dan tudung dari dua ekor ular di bahunya yang melingkar di lehernya. Di seluruh Italy dapat ditemukan patung Ganesha, Shiva, dan dety-deity Veda lainnya dalam penggalian-penggalian arkeologi. Ini menjadi bagian dari masa lalu Veda di Italy, walaupun temuan-temuan seperti itu tidak pernah diumumkan oleh rejim penguasa Kristen.
Tidak saja orang-orang Italy permulaan memuja Lord Krishna dan Shiva, mereka juga mengetahui Ramayana dan menggambar episode-episode Ramayana pada berbagai plakat dan jambangan. Ratusan gambar dari episode Ramayana tersebut di dalam rumah-rumah kuno ditemukan di seluruh Italy dalam penggalian arkeologi dan dituangkan dalam buku-buku dan laporan-laporan. Tetapi, para ilmuwan Kristen dengan senang hati tidak acuh terhadap apa yang dilukiskan oleh gambar-gambar itu. Mr. Oak secara pribadi memiliki koleksi reproduksi dari lukisan-lukisan Etruscan kuno tersebut. Beberapa dari pemandangan itu termasuk Rama, Sita dan Lakshmana berjalan beriringan melintasi hutan, seperti uraian dalam Ramayana. Yang lain memperlihatkan Bharat, adiknya Rama mempersiapkan diri untuk bertemu Rama. Yang lain memperlihatkan Vibhisan sedang membujuk Ravana supaya melepaskan Sita yang telah diculiknya. Ada juga seorang Kausalya sedang berbagi minuman suci kesuburan dengan kedua madunya, Kaikeyi dan Sumitra.
Lukisan lain menggambarkan anak-anak Rama, Lava dan Kusha menghalau kuda pengorbanan yang dilepaskan Rama. Satu lagi memperlihatkan Subali dan Sugriva sedang berkelahi memperebutkan Ruma (Tara), istri Sugriva. Pada halaman 812 dan 813 dari World Vedic Heritage kita bisa melihat gambar-gambar seperti apa penduduk permulaan Italy dan Etruscan. Kedua gambar ini muncul dalam History of Rome oleh Mr. Smith, dan Long Missing Links oleh Iyengar. Satu memperlihatkan Pompey, Konsul Roma, mengenakan tanda pengenal tilok Veda “V” di atas dahinya. Gambar yang lain memperlihatkan kaisar awal Etruscan (abad ke-dua B.C.) mengenakan lencana tilok Veda yang sama di atas dahinya dan tengkuknya begitu juga ia mengenakan dhoti, jubah tradisional India.
Kota Roma juga diberi nama mengikuti nama Lord Rama. Huruf Sanskrit “A” diganti dengan “O” untuk pelafalan orang Eropa, seperti Nasa (hidung) dalam Sanskrit ditulis sebagai “nose” dalam bahasa Inggris. Ini mencerminkan bahwa seluruh kekaisaran Romawi aslinya adalah bagian dari imperium Lord Rama. Sebagaimana dijelaskan lebih kanjut pada halaman 255 Some Missing Chapters of World History, “Sebuah bukti tambahan adalah bahwa tanggal dibangunnya kota Roma masih benar-benar diingat oleh orang-orang Italy yaitu 21 April 753 B.C., yang sangat unik karena mungkin tidak ada kota kuno lain yang diingat secara sangat tepat tanggal pembangunnya. Kenapa dan bagaimana kemudian hanya Roma saja yang diingat secara tepat tanggal pembangunannya? Itu karena tanggal Ramanavami (perayaan kelahiran Rama) dalam tahun 753 B.C. jatuh pada tanggal 21 April.
“Namun bukti lainnya adalah bahwa kota Italy lainnya, Ravenna, diberi nama mengikuti nama Ravana, musuh besar Rama. Karena Rama dan Ravana saling bermusuhan, Roma dan Ravenna secara diametris terletak berseberangan satu dengan yang lain, satu di pantai sebelah barat dan yang lain di pantai sebelah timur Italy”.
Sejalan dengan penyebaran kebudayaan Romawi ke arah barat, maka lebih banyak lagi tergabung dewa dan dewi seperti milik bangsa Celtic, yaitu Suli, dewi di Bath, yang dikenali sebagai Minerva. Maponus dikenali sebagai Apollo, dan Mars (Vedic Skanda) memiliki banyak kesamaan dengan dewa-dewa lainnya. Nama dewa Romawi Janus adalah bahasa Latin untuk dewa Ganesh. Sebuah uraian tata cara penyembahan Janus secara praktis adalah sebuah duplikasi dari bagaimana cara Ganesh disembah. Semua ini mengindikasikan bahwa orang-orang Italy pada jaman dahulu adalah bagian dari peradaban Veda, atau adalah orang-orang Hindu, para pemuja Lord Rama dan Krishna. Legenda-legenda mereka adalah Vedic, mereka memuja pantheon Veda, dan pemimpin pendeta mereka, Paus (the Pope), mengatur ritual Veda karena ia aslinya adalah seorang pendeta Veda.
Paus (Pope) dan Vatican masih berhubungan dengan jejak-jejak peradaban veda di Italy
Dalam Sanskrit Paap (papa) berarti dosa. Ditambah dengan huruf “ha” menjadi Papa-ha, menunjuk kepada orang yang menghapuskan (remove) dosa. Sebagai konsekwensinya, Papa-ha adalah julukan dan tugas dari pimpinan tertinggi yang melekat sebagai administratur Veda di Eropa. Dari ini muncul penyingkatan ucapan orang Eropa atas kata Pope. Kata-kata lain yang berhubungan dengan ini yang sumbernya dari Sanskrit adalah “papacy” dan “papal”, yang merujuk kepada yang berkenaan dengan dosa, atau panduan memperolehnya. Pa adalah akar kata Sanskrit yang mempunyai arti melindungi, dari mana istilah Pope yang berarti bapa, seperti seorang ayah melindungi anak-anaknya. Istilah “Pontiff” (Uskup) adalah sebuah perusakan dari istilah Sanskrit Pundit atau puntah.
Sebagai pimpinan pendeta Veda, Pope biasanya tinggal di dalam pondok atau pertapaan, yang dalam Sanskrit disebut Vatica (bower or hermitage). Bahkan sampai sekarang, itu masih disebut Vatican, yang mengungkap bahwa Sanskrit dan Veda sebagai sumber kedudukan itu. Sayangnya, dibawah perintah dari Constantine, yang baru saja dikonversi sebagai seorang Kristen, tentara Romawi menghancurkan semua sisa-sisa peradaban Veda dan memaksa setiap orang untuk menerima Kekristenan dan meninggalkan semua yang lainnya. Juga pada tahap itulah bahwa pimpinan pendeta Veda di wilayah itu, Papa-ha atau Pope, terpaksa mengalah dari ancaman tersebut. Sepertinya bahwa ia dibunuh oleh Constantine sekitar tahun 312 A.D. yang kemudian mendudukkan Bishop Roma, seorang pendeta kecil, kelompok Kristen yang baru terbentuk. Seluruh dokumen, catatan dan sejarah Veda pada waktu itu tentunya cepat-cepat disingkirkan, disembunyikan atau dihancurkan. Sejak saat itu, Vedic Vatica menjadi Christian Vatican.
Bukti lebih jauh bahwa Vatican tadinya adalah sebuah tonggak Veda ditemukan di dalam Museum Etruscan Vatican. Disini dipelihara dan dipajang lima Shiva-linga Hindu, beberapa diantaranya biasa dipuja oleh Pope Hindu, begitu juga dengan patung Shiva dengan ular cobra sedang mengangkat kepalanya di kepalanya Shiva. Banyak yang lainnya dikatakan ada tersimpan dan disembunyikan di dalam museum dan di dalam gudang bawah tanah Vatican. Apabila ini yang terjadi, sepertinya juga bahwa banyak terdapat patung lainnya seperti Lord Krishna, Rama, Ganesh (dikenal sebagai Janus), Lakshmi (dikenal sebagai Shree lalu Ceres), Brahma (dikenal sebagai Abraham), Vishnu (dikenal sebagai Vista), dll. Disana pasti pernah ada banyak kuil Veda di seluruh area sebelum itu semua dihancurkan.
Banyak ritual Pope sekarang ini berakar dalam tradisi dan kebiasaan Veda. Menyanyikan himne-himne, pemurnian memakai dupa atau wangi-wangian, persembahan dan membagikan makanan, dan bahkan membasuh kaki adalah sisa-sisa dari ritual-ritual Veda sepenuhnya yang biasa dilakukan oleh Pope. Upacara membasuh kaki seseorang saat upacara penting keagamaan yang dilakukan dengan penuh hormat adalah praktek pra-Kristen. Membasuh atau mencuci kaki bukanlah adat kebiasaan orang Kristen karena kongregation orang Kristen mengenakan kaus kaki dan sepatu. Tetapi, itu telah dilakukan sejak jaman dahulu kala sampai dengan saat ini dalam tradisi Veda ketika para pemimpin religius dan guru spiritual memberikan kakinya untuk dibasuh atau dupuja sebagai bentuk penghargaan dan rasa hormat. Oleh karenanya, ritual-ritual tertentu seperti membasuh kaki dalam Kekristenan adalah bawaan dari upacara menurut Veda sebelum agama Kristen. Tetapi, bahkan Pope sekarang ini kelihatannya tidak mengerti bahwa praktek itu bersumber dari Veda.
Dipublikasikan oleh Agung Joni pada tanggal 26 nov 2015
Baca Juga
Post a Comment
Post a Comment