Pengertian Catur Guru dan bagian-bagiannya serta Contohnya
Arti Catur Guru
Catur Guru berasal dari Bahasa Sanskerta dari kata Caturyang sama artinya dengan kata Catus dan Cadhu yang berarti empat. Sedangkan kata Guru berasal dari dua suku kata Sanskerta yaitu Gu dan Ru yang merupakan kependekan dari kata Gunatithayang berarti tidak terbelenggu oleh materi. Ru kependekan dari kata Rupavarjithayang artinya mampu mengubah (menyebrangkan) orang lain dari lautan sengsara ( Menurut Satguru Sathya Narayana). Guru juga berarti orang yang digugu dan ditiru ( Menurut Ki Hajar Dewantara ).
Jadi Catur Guru berarti empat Guru yang harus dihormati di dalam mencari kesucian serta keutamaan hidup.
Bagian-bagian Catur Guru
Yang termasuk dalam bagian-bagian Catur Guru, adalah:
a. Guru Rupaka atau Guru Rekaadalah orangtua kita,
b. Guru Pengajian adalah guru yang mengajar di sekolah,
c. Guru Wisesa adalah pemerintah,
d. Guru Swadhyaya adalah Ida Sang Hyang Widhi.
A. Guru Rupaka adalah orangtua kita. Disebut guru Rupaka karena Beliau yang ngerupaka atau ngereka dari tidak ada menjadi ada. Orangtua kita sesungguhnya sangat besar jasanya bagi kita. Karena saking besarnya jasa orangtua rasanya seribu kali kelahiranpun belum bisa kita akan membayar hutang kepada orangtua. Secara umum orangtua kita memiliki 5 jasa kepada kita yang disebut Panca Widha. Panca Widha adalah lima jasa orangtua yang terdiri dari:
1. Ametwaken artinya berjasa telah melahirkan kita,
2. Matulung Urip artinya orangtua kita berjasa telah menolong jiwa dari bahaya,
3. Maweh Bhinojana artinya orangtua kita sudah berjasa karena telah memberi makan dan minum,
4. Anyangaskara artinya orangtua kita telah berjasa dengan mengupacarai dengan upacara Manusa Yadnya, dan
5. Mangupadhyaya artinya orangtua kita telah berjasa karena telah mendidik dan mengajar dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak tahu menjadi tahu. Sehingga orangtua kita adalah pendidik yang pertama dan utama.
B. Guru Pengajian berarti guru yang telah memberikan pelajaran di sekolah. Yang termasuk Guru Pengajian adalah; Guru TK, Guru SD, Guru SMP, Guru SMA, Dosen, Kepala Sekolah, Rektor. Guru Pengajian mengajari kita cara membaca, menulis, berhitung dan lain-lain.
C. Guru Wisesa adalah Pemerintah. Disebut Guru Wisesa karena Guru itulah yang ngawisesa atau memerintah, melayani, menciptakan ketentraman dan kesejahteraan masyarakat. Yang termasuk dalam golongan Guru Wisesa, seperti:
a. Polisi,
b. Satpol PP,
c. Angkatan Darat, angkatan Laut, Angkatan Udara,
d. Kelian Banjar Dinas/Adat,
e. Perbekel/Kepala Desa/Lurah,
f. Camat,
g. Bupati,
h. Gubernur,
i. Presiden,
j. DPR,
k. MPR,
l. DPD,
m. Para Menteri, dll
D. Guru Swadhyaya adalah Ida Sang Hyang Widhi. Ida Sang Hyang Widhi yang menciptakan segala isi dunia ini dengan penuh kasih sayang. Tuhan yang menciptakan keindahan alam, laut, sungai, gunung, bulan, bintang dan planet-planetnya.
Contoh-contoh Sikap Bhakti kepada Catur Guru
1. Contoh-contoh sikap Bhakti kepada Guru Rupaka, seperti:
a. Merapikan tempat tidur,
b. Menyapu lantai dan halaman,
c. Membantu Ibu mencuci piring,
d. Berpakaian sendiri,
e. Berpamitan kepada orangtua kita akan berangkat kemanapun,
f. Menuruti perintah dan nasehat orangtua, dll
2. Contoh-contoh sikap Bhakti kepada Guru Pengajian, seperti:
a. Belajar dengan tekun,
b. Tidak menyia-nyiakan waktu,
c. Patuh terhadap nasehat guru,
d. Tidak melanggar perintah dan peraturan sekolah,
3. Contoh-contoh sikap Bhakti kepada Guru Wisesa, seperti:
a. Rela berkorban demi kepentingan Negara,
b. Taat membayar pajak,
c. Menghormati jasa-jasa pahlawan,
d. Tidak korupsi,
e. Mematuhi peraturan lalu lintas, dll
4. Contoh-contoh sikap Bhakti kepada Guru Dwadhyaya, seperti:
a. Melaksanakan Puja Tri Sandhya dengan tertib dan benar,
b. Rajin berdoa,
c. Rajin melaksanakan Japa,
d. Meyakini keberadaan Ida Sang Hyang Widhi, dll
Baca Juga
Post a Comment
Post a Comment