Semua Bahagia Setelah Masuk Hindu
HINDUALUKTA -- Setelah upakara Suddhi Vadani pengurus WHDI Lampung Tengah membagikan kuestioner yang dibuat oleh Ngakan Putu Putra. Kuestioner tersebut berisi pertanyaan: (1) Mengapa bersedia masuk Hindu? (2) Setelah masuk Hindu apakah: Menyesal? Takut? Bahagia? (3) Setelah masuk Hindu apakah ada gangguan, baik dari keluarga dan masyarakat sebelumnya, maupun dari keluarga suami atau masyarakat Hindu? (4) Hambatan apa yang dirasakan di dalam agama Hindu? (5) Sctelah masuk Hindu apakah merasa telah mendapat pembinaan? (6). Pembinaan apa yang diperlukan sekarang?
Berikut adalah jawabannya:
Mengapa bersedia masuk Hindu? Jawaban mereka dapat dikelompokkan menjadi dua. Jawaban kelompok pertama, yang terbanyak: karena ikut agama suami, cinta, suami sayang, suami baik, sudah punya anak, jodoh dan takdir.
Berikut adalah jawabannya:
Mengapa bersedia masuk Hindu? Jawaban mereka dapat dikelompokkan menjadi dua. Jawaban kelompok pertama, yang terbanyak: karena ikut agama suami, cinta, suami sayang, suami baik, sudah punya anak, jodoh dan takdir.
Jawaban kelompok kedua:
- Semua agama sama (20 orang)
- tulus dan cinta dengan agama Hindu
- Merasa damai
- Karena keyakinan
- Karena niat
- Karena yakin dan bahagia setelah masuk Hindu,
- Sudah mantap dalam Hindu
- Ingin mendalami agama Hindu (2 orang)
- Karena keinginan sendiri (2 orang)
- Karena ingin tahu bagaimana Hindu sebenarnya
- Karena percaya dan yakin masuk Hindu baik untuk semua (3 oarang)
- Karena sudah yakin, leluhur dulu Hindu
- Agama Hindu itu menyenangkan
- Karena tercukupi lahir batin.
- Suka pada budaya kerukunannya
- Dari kecil ingin masuk Hindu
- Senang jadi orang Hindu
- Karena yakin dan panggilan hati
- Karena awalnya, sebelum bertemu suami, sudah mengetahui ajaran Hindu, dan mengagumi tata cara budaya Bali dan Hindu
- Karena Hindu ajaran yang bersifat universal yang dapat diterima untuk membangun spiritual yang lebih baik.
- Ingin belajar dan tahu
- Saya suka Hindu
- Dari hati
- Suka pada buta yadnya dan kerukunannya
Satu orang mengaku masuk Hindu karena dipaksa oleh suami
Jawaban kelompok pertama dapat disebut disebut a posteriori, jawaban setelah dialami dan lebih bersifat pragmatis. Seandainya pertanyaan ini diajukan kepada orang-orang Hindu, perempuan atau laki-laki yang pindah dari Hindu ke agama lain, karena perkawinan, kemungkinnya jawabannya juga akan sama.
Hanya saja perbedaannya, orangorang Hindu yang masuk ke agama lain, akan mendapat pembinaan agama yang berkesinambungan, terutama yang berkaitan dengan doktrin-doktrin dasar agama, termasuk pembacaan kitab suci.
Tetapi orang-orang non-Hindu yang masuk Hindu karena perkawinan, tidak mendapat pembinaan apapun, termasuk yang paling elementer, seperti cara membuat banten serta artinya, dan arti dari doa sehari-hari. Ini dialami setelah mereka berkeluarga sebagai Hindu, ada yang selama hampir 4O tahun. (lihat jawaban no 5 dan 6). Jawaban kelompok kedua dapat disebut jawaban apriori, yang ada sebelum bertemu dengan pengalaman, dan lebih bersifat idealistik. Yang menjawab seperti ini jauh lebih sedikit dari yang memberikan jawaban pertama. Ini berarti keingintahuan mereka akan ajaran-ajaran Hindu lebih besar.
Jawaban kelompok pertama dapat disebut disebut a posteriori, jawaban setelah dialami dan lebih bersifat pragmatis. Seandainya pertanyaan ini diajukan kepada orang-orang Hindu, perempuan atau laki-laki yang pindah dari Hindu ke agama lain, karena perkawinan, kemungkinnya jawabannya juga akan sama.
Hanya saja perbedaannya, orangorang Hindu yang masuk ke agama lain, akan mendapat pembinaan agama yang berkesinambungan, terutama yang berkaitan dengan doktrin-doktrin dasar agama, termasuk pembacaan kitab suci.
Tetapi orang-orang non-Hindu yang masuk Hindu karena perkawinan, tidak mendapat pembinaan apapun, termasuk yang paling elementer, seperti cara membuat banten serta artinya, dan arti dari doa sehari-hari. Ini dialami setelah mereka berkeluarga sebagai Hindu, ada yang selama hampir 4O tahun. (lihat jawaban no 5 dan 6). Jawaban kelompok kedua dapat disebut jawaban apriori, yang ada sebelum bertemu dengan pengalaman, dan lebih bersifat idealistik. Yang menjawab seperti ini jauh lebih sedikit dari yang memberikan jawaban pertama. Ini berarti keingintahuan mereka akan ajaran-ajaran Hindu lebih besar.
Setelah masuk Hindu apakah: Menyesal? Takut? Bahagia? Tidak ada yang menyatakan menyesal, tetapi ada 7 orang yang menyatakan takut, karena:
- Belum tahu asal-usul Hindu
- Belum bisa meyakini agama hindu, bahkan belum mengerti,
- Karena tidak bisa bikin banten.
- Masih ada sedikit kebimbangan.
- Takut bila tidak akan bisa mengikuti ajaran Hindu.
- Setelah masuk Hindu apakah Sang Hyang Widdhi menerima kita?
Selebihnya menjawab bahagia. Karena sudah punya anak/cucu, suami baik, keluarga baik. Suami mendukung dan bertanggung jawab. Dan ada tambahan penjelasan sbb:
- Hati merasa tenteram
- Senang dan yakin, saling pengertian
- Iklas, apapun risikonya.
- Bisa berpikir lebih dewasa, lebih dekat dengan Tuhan.
- Senang kumpul di pura.
- Setelah masuk Hindu hidupku berubah, semua aku bisa.
- Karena sudah mendapat restu orang tua.
- Karena sering kumpul buat sajen dan pesantian.
- Setelah masuk Hindu mendapat ketenangan.
- Seperti bayi yang baru lahir di bumi.
- Karena saya belajar bagaimana cara menghargai lingkungan alam sekitar dan belajar berinteraksi dengan banyak macam seni budaya ciri khas Bali dan kehinduan yang unik dan beragam
- Ternyata Hindu itu unik, salah satu agama yang bisa dikatakan terikat oleh adat dan budaya.
- Setelah masuk Hindu menemukan sesuatu yang baru yang tidak saya dapatkan sebelumnya
- Karena akan membawa ke Jalan Dharma
- Karena sudah kemantapan hati
- Merasa yakin dengan agama yang dianut sekarang
- Karena sudah punya anak cowok
- Karena keluarga sudah bisa menerima
- Karena apa yang diinginkan tercapai.
Ada seorang yang menjawab rasa bahagianya naik turun.
Setelah Masuk Hindu Apakah Ada Gangguan:
Tiga puluh enam (36) menyatakan ada gangguan dari keluarga dan masyarakat sebelumnya, karena tidak mengijinkan/ tidak merestui, kurang percaya diri di hadapan keluarga. Sebagian besar tidak menjelaskan alasannya
Sepuluh (10) orang menyatakan ada gangguan dari keluarga suami dan masyarakat Hindu. Satu orang menyatakan dipandang sebelah mata, selebihnya tidak menjelaskan alasannya.
Hambatan apa yang dirasakan di dalam agama Hindu?
Sebagian besar mengatakan hambatan dalam cara membuat banten dan doa sehari-sehari. Yang lain menyatakan:
Sebagian besar mengatakan hambatan dalam cara membuat banten dan doa sehari-sehari. Yang lain menyatakan:
- Adat istiadat beda dengan agama sebelumnya. (4 orang)
- Suami tidak pernah mengajak sembahyang.
- Belum paham agama Hindu.
- Masih bimbang, bingung harus mengikuti yang mana, karena belum mengerti.
- Belum paham agama Hindu.
- Ajaran dan adatnya.
- Sering dibeda-bedakan (3 orang)
- Bingung dengan upakara Hindu Bahasa (Bali).
- Mengalami kesusahan dalam sembahyang.
- Banyak acara keagamaan
Setelah masuk Hindu apakah merasa telah mendapat pembinaan yang cukup?
Hanya empat (4) orang yang menjawab cukup. Ada yang menjawab sudah tetapi belum cukup.
Siapa yang membina? Tetangga, suami, saudara suami, mertua, jro mangku, masyarakat sekitar, belajar sendiri dari MH dan media sosial. Cuma sekedarnya dari suami, sosmed. Selebihnya menyatakan belum pernah dibina.
Pembinaan apa yang diperlukan sekarang?
Siapa yang membina? Tetangga, suami, saudara suami, mertua, jro mangku, masyarakat sekitar, belajar sendiri dari MH dan media sosial. Cuma sekedarnya dari suami, sosmed. Selebihnya menyatakan belum pernah dibina.
Pembinaan apa yang diperlukan sekarang?
- Cara membuat dan arti banten dan doa sehari-hari. Banten sesimpel mungkin agar mudah dipelajari.
- Pembinaan yang lebih mendalam dan jelas
- Pendalaman ajaran Hindu.
- Pemantapan agar lebih yakin dalam menjalani hidup yang sudah berpindah ke Hindu
- Pembinaan secara teratur/darma wacana sebagai pembekalan hidup sehari-hari agar jadi seorang Hindu yang baik.
- Yang sangat diperlukan adalah pengetahuan tentang ajaran Hindu yang sebenarnya yang dapat diterima oleh logika dan berdasarkan ajaran Weda.
- Cara membaca sloka.
- Bagaimana hidup beragama yang lebih baik dan pemahaman agama yang lebih mendalam.
sumber: Media Hindu Edisi 177. November 2018. Hal.13
Baca Juga
Post a Comment
Post a Comment