Hindu Sebagai Agama Pembebasan Umat Manusia
HINDUALUKTA -- Apakah peranan agama Hindu telah memberikan manfaat kepada umatnya atau sebaliknya. Agama bukan sesuatu yang diwacanakan saja, melainkan harus menjadi suatu kenyataan hidup. Khususnya untuk mengangkat isu tentang ''agama sebagai kekuatan pembebasan umat manusia''.
Ilustrasi |
Memeluk agama Hindu jangan sampai umatnya bertambah bodoh, miskin (nista), tertindas, terlibat angkara murka, melakukan tindakan kekerasan, pembunuhan dan perang, penyimpangan seks dan pelacuran, dililit oleh berbagai penyakit sosial, serta berbagai bentuk adharma lainnya.
TANTANGAN terbesar umat Hindu sekarang ialah ''meningkatkan kualitas sradha dalam bentuk kualitas hidup beragama''. Terutama dalam meningkatkan ''roh Sradha Hindu'' yang sejati. Memeluk agama Hindu tak cukup dengan rajin melaksanakan ritual-ritual keagamaan, namun harus ada upaya meningkatkan kualitas dunia spiritual.
Di sekitar kita bergentayangan manusia-manusia yang hipokrit (munafik) dalam beragama. Sangat senang memakai udeng putih, namun hatinya berkelana ke sana-ke mari. Mulutnya berwacana agama, namun perilakunya banyak yang amoral. Mengklaim diri paling suci, namun masih senang ngulurin indriya. Dunia rwa bhineda telah menyatu dalam masyarakat dan budaya di depan mata kita.
Banyak orang tak mengerti tentang ''hakikat agama Hindu'', sebab agama Hindu selalu dikaitkan dengan ritual-ritual keagamaan (Panca Yadnya) yang sangat kompleks.
Siapa yang mampu menyelenggarakan ritual besar (karya agung), maka dia dipercaya akan memperoleh sorga. Kepercayaan yang demikian sungguh menyesatkan. Ritual-ritual keagamaan hanyalah bagian kecil dari budaya agama yang kompleks. Terdapat budaya agama internal yang sulit untuk dibaca dengan mata. Hanya Tuhan (Brahman) yang mengerti isi hati dan pikiran manusia. Orang yang pikiran dan hatinya jahat dapat saja menyelenggarakan karya agung, asalkan ada materi, uang dan kekuasaan.
Hakikat ajaran agama Hindu yang paling dalam ialah pembebasan umat manusia. Pengertian pembebasan ini ialah pembebasan dari kondisi kebodohan (awidya), dari kemiskinan dan kesengsaraan (samsara), dari penindasan manusia oleh manusia (baik secara individual maupun kelompok) seperti bentuk kehidupan dalam penjajahan dan feodalisme, dari ketidakpercayaan kepada pihak lain yang menjadi sumber kedengkian, kecemburuan, kemarahan, dan keinginan balas dendam dengan kekerasan dan pembunuhan (angkara murka), dari segala bentuk kriminalitas, dari segala bentuk penyakit sosial (penyimpangan seks dan pelacuran, perjudian, pemakaian obat terlarang napza, pemakaian minuman keras, pornografi, praktik aborsi, dan sebagainya). Dengan bahasa agama, bahwa Hindu harus mampu memberantas segala bentuk adharma.
Untuk apa kita membebaskan diri dari adharma?
Jelas, untuk mengantarkan umat Hindu mencapai moksha. Marilah kita merenung dengan akal murni. Untuk apa kita beragama dan memeluk agama Hindu jika di sekitar kita masih melekat berbagai bentuk adharma di dalam kehidupan masyarakat? Untuk apa kita memeluk agama Hindu kalau kualitas hidup kita makin menurun? Untuk apa kita memeluk agama Hindu kalau keluarga kita berantakan? Untuk apa kita beragama kalau berbagai wujud penyakit sosial makin menggejala di sekitar kita? Untuk apa kita memeluk agama kalau kita berada dalam bencana atau malapetaka? Dengan pertanyaan ini, maka kita harus sampai kepada pemahaman bahwa agama Hindu adalah agama pembebasan umat manusia.
Karena itulah, harus ada gerakan revitalisasi agama Hindu secara menyeluruh. Banjar dan desa adat, orsos dadia, orsos subak, orsos Parisada, dan orsos-orsos lokal lainnya harus dijadikan wadah untuk melakukan pembinaan agama (terutama untuk kaum muda), pendidikan agama yang sistematik, dan tempat dialog agama yang terbuka.
Agama Hindu akan tetap menjadi suatu ''wacana kosong'' manakala tak melakukan pembebasan secara real bagi umat manusia. Untuk itu marilah kita menerapkan ajaran-ajaran dharma sebagai pembebasan dari kebodohan. Salah satunya yakni dengan menerapkan Catur Marga Yoga yaitru empat jalan atau cara umat Hindu untuk menghormati dan menuju ke jalan Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Adapun keempatnya yakni sebagai berikut:
1. Bhakti Marga
Bhakti Marga adalah jalan menuju Tuhan dengan cara menunjukan Bhakti kita (berbakti, cinta pada Tuhan dan sesama).
2. Karma Marga
Karma Marga adalah jalan meuju Tuhan dengan cara bekerja / melakukan pelayanan tampa pamrih.
3. Jnana Marga
Jnana Marga adalah cara mencapai Tuhan dengan cara mempelajari kitab Suci Veda.
4. Raja Yoga
Raja Yoga adalah cara mencapai Tuhan denga cara Meditasi, Perenungan Tuhan, Pengendalian (Tapa).
Baca Juga
Post a Comment
Post a Comment