Pengertian dan Bagian-Bagian Upaweda / Upaveda Serta Penjelasannya Lengkap
HINDUALUKTA -- Kitab Upaweda adalah kelompok kedua dari Weda Smrti yang sama pentingnya dengan Wedangga. Kata Upaweda berasal dari bahasa Sanskerta, yang terdiri dari 2 kata yaitu “upa” yang artinya “dekat”dan “Weda” yang artinya “pengetahuan suci atau kitab suci”. Upaweda berarti dekat dengan pengetahuan suci.
Seperti kita ketahui bahwa Weda Smrti dibagi menjadi dua golongan besar yakni kelompok Wedangga (Sadangga), dan kelompok Upaweda. Ada juga yang mengartikan Upaweda sebagai Veda yang lebih kecil, sekitar hal-hal yang bersumber dari Veda. Upaveda adalah kitab-kita yang menunjang pemahaman Veda, disebut juga sebagai Veda tambahan sebagai bagian yang menjelaskan weda dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti.
Photo: toraya_kan |
Bagian Bagian Upaweda atau Upaveda
Kelompok Upaweda terdiri dari beberapa jenis, diantaranya adalah sebagai berikut:
- Kitab Itihasa
- Kitab Purana
- Kitab Arthasastra
- Kitab Ayurweda
- KitabGandharwa Weda
- Kitab Kama Sastra
- Kitab Agama
Ketujuh kitab Upaveda di Atas akan dijelaskan sebagai berikut:
Penjelasan Kitab Upaveda
- Kitab Itihasa adalah sebuah epos yang isinya meneceritakan sejarah perkembangan raja-raja dan kerajaan Hindu pada masa lampau. Kitan ini dikelompokkan menjadi dua yakni kitan Ramayana dan Mahabharata. adapun penyusunnya adalah Bhhagawan Wyasa.
- Kitab Purana Adalah kitab kedua dari Upaveda. ada pun isinya adalah menceritakan tentang kebiasaan yang berlaku pada zaman dahulu alias saman kuno.
- Kitab Arthasastra adalah kitab yang berisi tentang pokok-pokok pemikiran pada bidang ilmu politik salah satu kitabnya yakni nitisastra/Rajadharma (dandaniti). Kitab ini ditulis oleh B.Brhaspati U MR. Kautilya.
- Kitab Ayurweda adalah kitab yang berisi tentang ilmu kesehatan atau kedokteran baik secara rohani maupun jasmani.
- Kitab Gandharwa Weda adalah kitab yang berisi tentang berbagai aspek ilmu seni.
- Kitab Kama Sastra adalah kitab yang berisi tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan asmara, cinta, seni atau rasa indah.
- Kitab Agama adalah kitab yang berisi tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan ritual upacara keagamaan dan aturan atau tatacara dalam melaksanakan upacara keagamaan.
Penjelasan Bagian Bagian Kitab Upaveda
1. Kitab Itihasa
Merupakan jenis epos yang terdiri dari dua macam yaitu Ramayana dan Mahabharata. Kitab Ramayana ditulis oleh Rsi Walmiki. Seluruh isinya dikelompokkan kedalam tujuh Kanda dan berbentuk syair. Jumlah syairnya sekitar 24.000 syair. Adapun ketujuh kanda tersebut adalah Bala Kanda ,Ayodhya Kanda, Aranyaka Kanda, Kiskinda Kanda, Sundara Kanda, Yudha Kanda dan Utara Kanda. Tiap-tiap Kanda itu merupakan satu kejadian yang menggambarkan cerita yang menarik. Di Indonesia cerita Ramayana sangat populer yang digubah ke dalam bentuk Kekawin dan berbahasa Jawa Kuno. Kekawin ini merupakan kakawin tertua yang disusun sekitar abad ke-8. Disamping Ramayana, epos besar lainnya adalah Mahabharata. Kitab ini disusun oleh maharsi Wyasa. Isinya adalah menceritakan kehidupan keluarga Bharata dan menggambarkan pecahnya perang saudara diantara bangsa Arya sendiri.
Ditinjau dari arti Itihasa berasal dari kata "Iti", "ha" dan "asa" artinya adalah "sesungguhnya kejadian itu begitulah nyatanya" maka Mahabharata itu gambaran sejarah, yang memuat mengenai kehidupan keagamaan, sosial dan politik menurut ajaran Hindu. Kitab Mahabharata meliputi 18 Parwa, yaitu Adiparwa, Sabhaparwa, Wanaparwa, Wirataparwa, Udyogaparwa, Bhismaparwa, Dronaparwa, Karnaparwa, Salyaparwa, Sauptikaparwa, Santiparwa, Anusasanaparwa, Aswamedhikaparwa, Asramawasikaparwa, Mausalaparwa, Mahaprastanikaparwa, dan Swargarohanaparwa. Diantara parwa-parwa tersebut, terutama di dalam Bhismaparwa terdapatlah kitab Bhagavad Gita, yang amat mashyur isinya adalah wejangan Sri Krsna kepada Arjuna tentang ajaran filsafat yang amat tinggi.
2. Kitab Purana
Merupakan kumpulan cerita-cerita kuno yang menyangkut penciptaan dunia, Pralaya, cerita mengenai zaman Manu atau Manwantara,dan silsilah para raja yang memerintah di dunia, juga mengenai silsilah dewa-dewa dan bhatara, cerita mengenai silsilah keturunaan dan perkembangan dinasti Suryawangsa dan Candrawangsa serta memuat ceitra-ceritra yang menggambarkan pembuktian-pembuktian hukum yang pernah di jalankan. Selain itu Kitab Purana juga memuat pokok-pokok pemikiran yang menguraikan tentang ceritra kejadian alam semesta, doa-doa dan mantra untuk sembahyang, cara melakukan puasa, tatacara upacara keagamaan dan petunjuk-petunjuk mengenai cara bertirtayatra atau berziarah ke tempat-tempat suci. Dan yang terpenting dari kitab-kitab Purana adalah memuat pokok-pokok ajaran mengenai Theisme (Ketuhanan) yang dianut menurut berbagai madzab Hindu. Adapun kitab-kitab Purana itu terdiri dari 18 buah, yaitu Wisnu Purana, Narada Purana ,Bhagawata Purana, Garuda Purana, Padma Purana, Waraha Purana Bhrahmanda Purana, Brhrahmawaiwarta Purana, Markandenya Purana, Bhawisya Purana, Waruna Purana, Brahma Purana, Matsya Purana, Kurma Purana, Lingga Purana, Siwa Purana, Skanda Purana dan Agni Purana.
Berdasarkan sifatnya, ke delapanbelas purana tersebut dibagi tiga kelompok yaitu :
1. Satwika Purana : Wisnu, Narada , Bhagawata, Garuda, Padma, dan Waraha.
2. Rajasika Purana : Bhrahmanda, Brhrahmawaiwarta, Markandenya Bhawisya, Waruna, dan Brahma
3. Tamasika Purana : Matsya, Kurma, Lingga, Siwa, Skanda, dan Agni
3. Kitab Arthasastra
Adalah jenis ilmu pemerintahan negara. Isinya merupakan pokok-pokok pemikiran ilmu politik. Sebagai cabang ilmu, jenis ilmu ini disebut Nitisastra atau Rajadharma atau pula Dandaniti. Ada beberapa buku yang dikodifikasikan ke dalam jenis ini adalah kitab Usana, Nitisara, Sukraniti dan Arthasastra. Ada beberapa Acarya terkenal di bidang Nitisastra adalah Bhagawan Brhaspati, Bhagawan Usana, Bhagawan Parasara dan Rsi Canakya.
4. Kitab Ayur Weda
Adalah kitab yang menyangkut bidang kesehatan jasmani dan rohani dengan berbagai sistem sifatnya. Ayur Weda adalah filsafat kehidupan, baik etis maupun medis. Oleh karena demikian, maka luas lingkup ajaran yang dikodifikasikan di dalam Ayur Weda meliputi bidang yang amat luas dan merupakan hal-hal yang hidup. Menurut isinya, Ayur Weda meliputi delapan bidang ilmu, Salya yaitu ajaran mengenai ilmu bedah, Salkya yaitu ajatan megenai ilmu penyakit, Kayakitsa yaitu ajaran mengenai ilmu obat-obatan, Bhuta Widya yaitu ajaran mengenai ilmu psikotherapy, Kaumara Bhrtya yaitu ajaran mengenai ilmu pendidikan anak-anak (ilmu jiwa anak), Agada Tantra yaitu ajaran mengenai ilmu toksikologi, Rasayama Tantra yaitu ajaran mengenai ilmu mujizat dan Wajikarana adalah ajaran mengenai ilmu jiwa remaja.
Disamping Ayur Weda, ada pula kitab Caraka Samhita yang ditulis oleh Maharsi Punarwasu. Kitab inipun memuat delapan bidang ajaran (ilmu), yakni : Sutrathana yang isinya menguraikan tentang ilmu pengobatan, Nidanastana yang isinya menguraikan tentang berbagai jens penyakit yang umum, Wimanasthana yaitu isinya menguraiakan tentang ilmu pathologi, Sarithana yaitu menguraikan tentang ilmu anatomi dan embriologi, Indiyasthana adalah menguraikan tentang ilmu diagnosis dan pragnosis, Cikitasthana, Kalpasthana, Siddistana ketiganya menguraikan ajaran pokok-pokok ilmu therapy tetapi dalam catatan kitab Kalpasthana dan Siddistana telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan Persia pada tahun 800 Masehi. Kitab Susrusa Samhita ditulis oleh Bhagawan Susanta yang menguraikan tentang ajaran umum di bidang ilmu bedah dan berbagai macam alat-alat yang dipergunakan dalam pembedahan. Kitab Yogasara dan Kitab Yogasastra ditulis oleh Bhagawan Nagarjuna, dimana keduannya isinya menguraikan tentang pokok-pokok ilmu yoga yang berhubungan dengan system anatomi dalam pembinaan kesehatan baik jasmani maupun rohani. Kitab Kama Sutra ditulis oleh Bhagawan Watsyayana pada abad ke 10 Masehi yang erat ubungannya dengan kitab Wajikarana , isinya menguraikan tentang ajaran ilmu jiwa remaja.
5. Kitab Gandharwaweda
Adalah kitab yang membahas berbagai aspek cabang ilmu seni. Ada beberapa buku penting yang termasuk Gandharwaweda ini adalah Natyasastra (yang meliputi Natyawedagama dan Dewadasasahasri), Rasarnawa, Rasaratnasamuscaya dan lain-lain.
6. Kitab Kama Sastra
Kitab Kama Sastra sebagai bagian dari jenis Kitab Upaweda yang menguraikan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan asmara, seni atau rasa indah. Di dalam upaya untuk mewujudkan salah satu tujuan hidup umat beragama dipandang perlu untuk membangkitkan rasa indah tersebut. Kebangkitan dari rasa indah manusia terbentuk untuk berbakti kepada Sang Hyang Widhi Wasa hendaknya dipedomani oleh Kama Sastra. Karena dengan demikian asmara dan rasa indah yang muncul itu tentu terarah atau bernialai positif. Diantara kitab-kitab Kama Sastra yang terkenal adalah karya dari Bhagawan Watsyayana.
7. Kitab Agama.
Kitab agama itu baru ada setelah agama Hindu itu ada dan berkembang di dunia. Menurut Weda, agama hindu boleh dan dapat dipelajari oleh seluruh umat manusia. Hal ini termuat dalam kitab Yajur Weda XVI.18 sebagai berikut :
"Yaatkeram wacam kalyanin awadoni janebhyah
Brahma Rajanyabhyam cudraya ca siwaya caranayaca"
Terjemahan:
Biar kunyatakan disini kitab suci ini kepada orang-orang banyak, kepada kaum Brahmana , kaum Ksatrya, kaum Sudra, dan kaum Waisya dan bahkan kepada orang-orangKu dan kepada mereka (orang-orang asing) sekalipun.
Berdasarkan bunyi Sloka tersebut diatas dinyatakan bahwa kitab Suci Weda dapat dipelajari oleh siapa saja. Namun menyadari akan kekurang sempurnaan kita sebagai umatnya, maka tidak akan semuanya dapat mempelajarinya dengan sempurna. Disamping itu juga kita perlu menyadari bahwa, Weda sebagai sumber ajaran agama Hindu mengandung ajaran yang sangat tinggi. Bagi mereka yang belum dapat mempelajari Weda dapat belajar agama Hindu berdasarkan kitab-kitab agama yang isinya memuat ajaran tentang keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa dan petunjuk-petunjuk untuk melaksanakan tata cara persembahyangan.
Dari uraian di atas, maka jelaslah bahwa kelompok Weda Smrti meliputi banyak buku dan kodifikasinya menurut jenis bidang-bidang tertentu. Ditambah lagi kitab-kitab Agama misalnya Saiwa Agama, Vaisnawa Agama dan Sakta Agama dan kitab-kitab Darsana yaitu Nyaya, Waisesika, Samkhya, Yoga, Mimamsa dan Wedanta. Kedua terakhir ini termasuk golongan filsafat yang mengakui otoritas kitab Weda dan mendasarkan ajarannya pada Upanisad. Dengan uraian ini kiranya dapat diperkirakan betapa luasnya Weda itu, mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Hal ini sesuai dengan Sloka yang terdapat di dalam kitab Manawa dharmasastra II.16 sebagai berikut :
"Wedo khilo dharma mulam smerti cile ca tad widam
Acaracca iwa sadhunam atmanastustir ceva ca"
Terjemahan:
Seluruh Weda merupaka sumber dari pada Dharma (agama Hindu) kemudian barulah Smrti, disamping kebiasaan-kebiasaan yang baik dari orang-orang yang menghayati Weda (sila) dan kemudian tradisi-tradisi dari orang-orang suci (acara) serta yang terakhir adalah rasa puas diri sendiri (atmanastuti).
Di dalam ajaran Weda, yang perlu adalah disiplin ilmu, karena tiap ilmu akan menunjuk pada satu aspek dengan sumber-sumber yang pasti pula. Hal inilah yang perlu diperhatikan dan dihayati untuk dapat mengenal isi Weda secara sempurna.
Untuk Lebih Jelasnya Bisa dibaca di Link di Bawah:
Baca Juga
Post a Comment
Post a Comment