STAH Gelar Seminar Membangun Karakter Pemimpin Hindu
Dalam acara yang jatuh pada tanggal 18 Desember 2016 di Graha Adytia Sabha, Pura Adytia Jaya Rawamangun itu, dihadiri tiga narasumber yakni Prof. Dr. Ir. I Made Kartika D., Dipl, Ing selaku Rektor Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta, KS, Arsana S. Psi dari Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat dan KRT Gaura Mancacaritadipura dari ISKCON.
Dalam seminar yang berlangsung sejak pukul 09- 14 WIT tersebut, Prof. Dr. Ir. I Made Kartika D., Dipl, Ing selaku pembicara pertama berharap agar para kader pemimpin Hindu tetap mengutamakan Catur Purusa Artha sebagai salah satu landasan pemimpin. Pasalnya seorang pemimpin harus matang dalam segala hal.
"Jangan pernah saudarah bermimpi jadi pemimpin jika tidak memimiliki segalanya" kata dia didepan para umat.
Pria yang akrab dipanggil Prof Made tersebut, menilai bahwa seorang pemimpin harus matang dalam Dharma, Artha, Kama dan Moksa, sebab tidak mungkin, seorang pemimpin bisa mengarahkan orang lain jika diri sendiri saja tidak bisa di dipimpin.
Selain itu, Prof Made berharap agar para pemimpin Hindu bersifat universal dalam memimpin dan berani memerangi kejahatan demi menegakkan kebernaran (Dharma).
"Jadilah seorang pemimpin yang tidak pernah mengkotak-kotakkan, seorang pemimpin harus selalu mengingat Tuhan (Brahman), harus memberikan pelayanan, juga mengayomi masyarakat dan jangan pernah ragu memerangi kejahatan" tegas Prof Made.
Hal senada juga dikatakan KS, Arsana selaku narasumber ke dua. Menurutnya seorang pemimpin harus mampu membangun kepercayaan (Trust) dalam masyarakat serta dapat mengarahkan masyarakat atau kelompok ke tujuan bersama.
"Pemimpin harus mampu membangun Trust dan harus memiliki Jnana (Apara Vidya dan Para Vidya), Karakter/Kompetensi. Leadership harus memiliki prema sebab setiap mahluk adalah Brahman" ujar dia.
Dia berharap pemimpin Hindu menghidupkan cahaya cinta kasih dalam diri melalui mantra. Sebab mantra mampu membangkitkan prema atau cinta kasih.
Disisi lain KRT Gaura berharap agar semua masyarakat Hindu menggunakan Bhagavadgita sebagai pedoman Hidup. Sebab Bhagavadgita merupakan kitab Suci Agama Hindu yang relevan dari masa ke masa dan dapat diterimah di semua kalangan masyarakat.
"Saya harapkan kita semua mempelajari Bhagavadgita, sebab Bhagavadgita relevan dari masa kemasa. Dan bahkan Bung Karno saja membaca Bhagavadgita. Banyak pemimpin terkenal menggunakan Bhagavadgita sebagai tuntunan hidup. Seperti misalnya Nelson Mandela" harap dia di depan umat.
Seperti diketahui Gita Jayanti Nasional Sudah tiga kali diperingati di Indonesia yakni sejak tahun 2014, 2015 dan 2016. Puncak perayaaan akan dilaksanakan di Gedung Pertamina jakarta Pusat Tanggal 24 Desember 2016.
Sumber: Seminar 18 Desember 2016.
Baca Juga
Post a Comment
Post a Comment